Selasa, 17 Mei 2022

Menganalisis Suatu Puisi

 KBM pada kali ini kita akan mencoba mendalami suatu puisi. Suatu puisi memiliki makna yang sangat dalam. Di dalamnya terdapat penggunaan pemadatan bahasa. Bahasa dalam buisi tidak membentuk suatu kalimat dan paragraf, melainkan kata, sajak, larik dan bait.


Cermati puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono berikuti ini.

HUJAN BULAN JUNI
Oleh : Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
1989

Mari kita ulas isi puisi Hujan Bulan Juni. Hujan dalam puisi tersebut mewakili tokoh dalam Puisi seolah lebih begitu dekat dengan pembaca, bahkan dapat mewakili pembaca dan membawa pembaca masuk kedalam suasana, kemungkinan pembaca memiliki rasa yang sama dengan yang dirasakan oleh Hujan Bulan Juni yaitu :

-  Hujan bulan Juni yang tabah, yang menahan dirinya (cintanya) untuk tidak turun ke bumi karena belum waktunya. Ini bisa diartikan sebagai seseorang yang menahan perasaannya (rindu atau cintanya) kepada seseorang karena belum waktunya untuk disampaikan.

- Hujan bulan Juni yang bijaksana, karena mampu menahan diri dan rindunya untuk bertemu dengan bunga-bunga (yang dicintainya).



- Hujan bulan Juni yang arif, karena dibiarkannnya (cintanya) yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga.

Puisi tersebut menggambarkan seseorang yang memiliki rasa rindu kepada orang lain, akan tetapi ragu-ragu atau merasa tidak mungkin untuk menyampaikannya, dan berusaha untuk menghilangkan atau menghapuskan rasa yang dimilikinya dan membiarkannya untuk disimpan. Bila dikaitkan dengan kenyataan , dari judulnya saja itu sudah merupakan sesuatu yang hampir tidak mungkin. Karena bulan Juni termasuk dalam musim kemarau, hujan tidak mungkin turun. Apabila dilihat dari tahun tercipta puisinya yaitu tahun 1989, yang pada saat itu musim kemarau dan musim hujan masih berjalan secara teratur, tidak seperti sekarang. Karena itulah hujan harus menahan diri untuk tidak turun ke bumi. Jadi, dapat ditafsirkan bahwa hujan bulan Juni merupakan wakil dari perasaan rindu atau cinta sang penyair kepada seseorang , dan tidak mungkin untuk disampaikan, dan membiarkannya untuk tetap tak tersampaikan.

Jika dilihat dari penyairnya bahwa penyair mencintai seseorang dengan ragu-ragu sehingga penyair memilih bahwa perasaannya lebih baik disimpannya tanpa orang yang dicintainya mengetahui. Selain itu penyair menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca yaitu tentang beberapa aspek etika agar pembaca diharapkan memiliki sifat-sifat yang digambarkan pada puisi Hujan Bulan Juni, yaitu sifat bijak, tabah,  dan arif dalam menghadapi segala hal atau mengambil suatu keputusan.

Sumber:
http://contoh-analisis-puisi.blogspot.co.id/2014/10/puisi-sapardi-djoko-damono-hujan-bulan.html


TUGAS
Setelah kalian mencermati paparan  penjelasan mengulas puisi di atas, silakan cermati puisi berikut ini!



 

 Puisi Sosiawan Leak 

AGUSTUSAN DI PALESTINA 


Di Kampungku 

Saat 17-an

Anak-anak bernyanyi gembira

Meski internet, dan sekolah 

semakin menggila 

Narkoba dan kekerasan bersekongkol dengan kembang gula

Kekerasan dan jalanan

Semua tetap ceria

Berlari karung 

Bersepeda hias

dan Berpanjat pinang

serta tembak-tembakan dengan bedil mainan saat karnaval


Di Negerimu Palestina!

Walau sudah merdeka

Mereka tetap menjadi sasaran mesin perang!

Diiris-iris sadis mesiu kaum zionis

Tanpa aba-aba

Tanpa tanda jeda


Bangku-bangku sekolah kosong

sebab anak-anak ditangkap paksa

atas nama ketertiban

Dipenjara tanpa ada pengadilan

atau gugur dalam pertempuran tidak seimbang 

sementara yang tersisa diasuh trauma

Menghitung jari dan kelingking

yang tak lagi utuh jumlahnya

Kaki ....

tangan ...

dan kepala ...

Mata ...

yang ditinggal pasangannya seperti hidup diceraikan harapan.


Di kampungku..

Ibu-ibu memasak cinta dan kasih sayang

Meski menyajikannya tanpa garam

kepada para remaja

Penghias rumah dan gang dengan bendera warisan pahlawan

Yang mengibarkan daulat Negara ..

Sementara kaum laki-laki bekerja bakti

Membersihkan got dan selokan

Merapikan pagar halaman dan pohonan

Lantas membangun panggung pertunjukan 

Bagi bambu runcing

dan senapan mesin dalam pentas drama tanpa korupsi

apalagi manipulasi kekuasaan


Di Negerimu Palestina!

Ibu-ibu walaupun sudah di barak pengungsian

Terus diburu peluru-peluru Israel melebihi Izroil

Mereka membantai para rahim

Menciptakan tragedi

Nazi

Serbia

bosnia dan herzegovina

Bahkan pembantaian padang karbala 

Agar tak sempat lahir putra-putra Palestina

Tapi

Seperti jumroh di Mina

Iblis tanpa matahati

Dan kepala itu terus berjaya

Bahkan menari digdaya

 Mencengkram Aqso

Memata-matai warga

Bahkan mencegat mereka

Yang hendak berjumpa Tuhannya

Di kampungku dan di negerimu juga di Mina dan di mana-mana

Tak pernah benar-benar merdeka

Sebab setan berwajah tanah terus bergentayangan memamah kebun

dan pemukiman mengusir tuan rumah dan menginjak-injak kemanusiaan dengan durjana

Itulah kenapa Palestina

Sejak dulu kampungku dan negerimu adalah saudara

Kita

Senasib sepenindasan.

Kurban peradapan Dajjal 


(Sosiawan Leak, https://www.youtube.com/watch?v=8jEY3NNktfc )



Silakan Kalian ulas  puisi tersebut dengan menggunakan LJK yang ada di bawah ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar