Assalamualaikum Wr. Wb. Anak-anak. semoga Kalian senantiasa sehat, ya. Pada KBM kali ini, Bapak Ari akan mengajak Kalian untuk membacakan suatu Puisi. Membacakan puisi itu berbeda dengan membaca puisi, lho Anak-anak. Berikut ini perbedaannya. Membacakan puisi itu bertujuan untuk disampaikan pada orang lain. Sedangkan kegiatan membaca puisi yaitu membaca untuk diri si pembaca itu sendiri. Jadi, membacakan puisi sebaiknya menggunakan vokal, mimik, ekspresi yang jelas, intonasi yang tepat sehingga dimengerti orang lain, tetapi membaca puisi adalah aktivitas membaca yang tidak menggunakan suara yang jelas karena hanya untuk diri si pembaca sendiri.
Bagaimana, Kalian pahamkan perbedaan membaca dengan membacakan?
Saya mengharapkan Kalian mampu membacakan puisi dengan menggunakan intonasi (penekanan-penekanan kata), tempo (jeda/ berhenti sejenak yang bertujuan agar pendengar bisa mencerna apa yg disampaikan si pembaca puisi), ekspresi (gestur dan mimik atau air muka), pengucapan huruf vokal yang jelas.
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Simaklah contoh berikut ini! Jangan lupa klik subscribe dan tanda loncengnya ya!
Tugas!
Bagaimana, Kalian pahamkan perbedaan membaca dengan membacakan?
Saya mengharapkan Kalian mampu membacakan puisi dengan menggunakan intonasi (penekanan-penekanan kata), tempo (jeda/ berhenti sejenak yang bertujuan agar pendengar bisa mencerna apa yg disampaikan si pembaca puisi), ekspresi (gestur dan mimik atau air muka), pengucapan huruf vokal yang jelas.
Berikut ini simaklah puisi yang berjudul IBU karya D. Zawawi Imron
IBU (D. Zawawi Imron)
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Simaklah contoh berikut ini! Jangan lupa klik subscribe dan tanda loncengnya ya!
Tugas!
Anak-Anak silakan Kalian Membacakan Puisi IBU karya D. Zawawi Imron, Kemudian Kalian rekam dengan ponsel. Setelah itu kirim videonya ke alamat surel/ email Bapak Ari berikut ini ya!
pakaditama@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar